Minggu, 11 Desember 2016

Berserah dan Percaya Di Dalam Tuhan



BERSERAH DAN PERCAYA  DI DALAM TUHAN
Yesaya 35 : 1-10


Allah akan datang!
Seberapa banyak dari kita yang menyakini tentang pernyataan itu? Kita pasti bisa menyakini hal itu. Tetapi, orang yang sedang mengalami penderitaan pasti bertanya, “Allah di mana?”.  Sehingga mereka lari kepada pergumulan duniawi.

Tuhan itu hebat!
Namun hal itu hanya pemikiran ketika berada di Gereja. Setelah pulang dari Gereja, iblis datang sehingga melupakan tentang hal itu bahkan menghiraukan aturan firman.

Tuhan itu maha benar!
Orang yang taat firman, pasti takut untuk mengambil yang bukan miliknya.

Hidup ini tidaklah susah!
Bagi orang yang berkualitas, diam itu emas karena akan muncul diwaktu yang tepat.

Cuaca kehidupan pasti berubah. Jangan suka menghina orang lain karena saya adalah saya yang telah diberkati oleh Tuhan. Bersyukur dan berbanggalah atas profesi yang dimiliki, kembangkanlah bakat yang telah diberikan oleh Tuhan.

Kuncinya hanyalah 1 hidup dalam Tuhan yaitu tak kenal lelah. Banyak orang stress yang bermohon kepada Tuhan untuk jangan ditinggalkan kepercayaannya. Kita harus berserah untuk segala pergumulan dan persoalan hidup kepada Tuhan. Lakukanlah hal yang baik dengan menolong sesama. 

Mujizat akan diberikan kepada yang percaya Tuhan. Tuhan tidak pernah memandang siapa pun di antara kita karena Tuhan pasti membantu juga memulihkan segala pergumulun dan persoalan hidup kita. Tuhan Yesus memberkati.

Hidup Berpengharapan Di Dalam Tuhan



HIDUP BERPENGHARAPAN DI DALAM TUHAN
Roma 15 : 4 – 13



Di dalam kehidupan orang Kristen untuk menghadapi segala pergumulan dan pencobaan adalah keteguhan hati serta pengharapan kepada Yesus Kristus. Pada suatu pergumulan dalam persekutuan atau komunitas, kita jangan menjadi eksklusif. Hanya mau bersekutu dengan komunitas tertentu sehingga ada kelompok kecil dan kelompok besar. Akibatnya tertutup hanya mau bercengkrama dengan kelompok itu saja. Tetapi kita harus menjadi inklusif, mau berbaur dengan kelompok mana pun sehingga untuk mencapai kasih yang bertujuan keselamatan tidak milik sekelompok namun untuk semua orang.

Untuk mempersiapkan itu semua kita harus memiliki sikap :
1. Berpegang teguh pada pengharapan
Hidup tanpa pengharapan bagaikan hdup tidak memiliki masa depan. Selalu pesimis sehingga melakukan tindakan sadis bahkan bunuh diri. Tidak memiliki pengharapan berarti tidak mempunyai Tuhan sehingga bisa melakukan tindak extreme sebab tidak memikirkan diri sendiri, keluarga, juga Tuhan.
Kita diajak untuk memiliki pengharapan karena Tuhan telah menyediakan segala sesuatunya.
2. Hidup rukun walau berbeda
Apabila terjadi perbedaan harus ada kedamaian dan perbedaan itu harus disyukuri karena perbedaan di dalam kedamaian itu indah. Ketika damai dan berbeda bersatu disitulah karunia Tuhan terpancar di dalam kehidupan manusia.
3. Kesatuan dalam keterikatan
Seperti halnya ranting bersatu di dalam pohon, seperti itulah hendaknya kehidupan kita bersatu, sehati, sepikir dalam kesatuan sesuai dengan tindakan.
4. Tuhan Yesus sebagai sumber dan pusat pengharapan
Tuhan Yesus Kristus telah lahir, mati disalibkan dan bangkit untuk pertama kalinya. Dan untuk kedua kalinya, bagaimana pun cara Dia akan datang. Kita hanya perlu untuk terus berpengaharapan kepada-Nya.

Iman kita harus tertancap kepada Yesus Kristus. Apapun kondisi kita, bagaimanapun keadaan kita. Kita harus berpengharapan di dalam Tuhan sebab Tuhan sanggup memampukan kita semua.

Banyak yang kita rencanakan namun belum kita peroleh. Tuhan campur tangan di dalam kehidupan kita sehingga kita dikuatkan dan menjadi kuat. Tuhan memberikan jawaban walau pun kita tidak mengetahui. Tuhan memberikan apa yang kita perlukan tanpa kita meminta sebab tak ada yang tak mungkin bagi Tuhan ketika kita mau melibatkan Tuhan, Tuhan akan membantu dan menjawab segala persoalaan di dalam kehidupan manusia. Tetaplah berpengharapan. Tuhan Yesus memberkati.

Makalah Peran Mahasiswa Dalam Kerukunan Antar Umat Agama



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, baik dari sisi budaya, etnis, bahasa, dan agama. Dari sisi agama, di negara ini hidup berbagai agama besar di dunia, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Selain itu, tumbuh dan berkembang pula berbagai aliran atau kepercayaan lokal yang jumlahnya tidak kalah banyak.
Pada sensus tahun 2000, religious demography di Indonesia menunjukkan 213 juta jiwa penganut agama yang berbeda dengan komposisi 88.2% pemeluk Islam, 5.9% Kristen, 3.1% Katolik, 1.8% Hindu, 0.8% Buddha, dan 0.2% agama serta kepercayaan lainnya. Pada Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2005 juga masih menunjukkan angka yang hampir sama, yaitu pemeluk Islam (88.58%), Kristen (5.79%), Katolik (3.08%), Hindu (1.73%), Buddha (0.60%), Khonghucu (0.10%), dan lainnya (0.12%). Data tersebut mengungkapkan bahwa penduduk beragama Islam merupakan mayoritas secara nasional, namun tidak demikian dalam sebaran perpropinsi atau kabupaten/kota. Agama-agama tertentu lainnya menunjukkan jumlah mayoritas penduduk di propinsi tertentu seperti Hindu di Bali serta Kristen di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Papua. Komposisi jumlah penduduk Islam dan Kristen cukup berimbang di Maluku. Sedangkan di Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Maluku Utara penduduk Kristen merupakan minoritas tetapi dengan jumlah signifikan.
Masalah toleransi beragama adalah masalah yang selalu hangat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sampai dewasa ini masih banyak kelompok masyarakat yang melakukan perbuatan intoleransi. Oleh karenanya, sikap intoleransi harus dideteksi sejak dini dan dijadikan dasar untuk mengembangkan budaya toleransi, demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
            Dalam realitasnya, konflik akibat intoleransi sampai saat ini masih sering terjadi dan melibatkan berbagai lapisan masyarakat, mungkin juga termasuk mahasiswa. Padahal, mestinya kenyataan adanya perbedaan agama, paham, penafsiran dan organisasi keagamaan haruslah diterima sebagai kenyataan yang harus diterima. Solusi yang harus diupayakan adalah bagaimana mengelola perbedaan itu menjadi kekuatan dalam kehidupan sosial keagamaan dan mencerminkan kedewasaan beragama dalam kerangka kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu sejak dini harus sudah ditanamkan kesadaran kepada anak-anak, pelajar, pemuda dan mahasiswa tentang adanya realitas kemajemukan bangsa ini.
 Mahasiswa sebagai harapan masa depan bangsa dalam mengemban amanah kepemimpinan dan agen perubahan sosial, kiranya harus dibekali dengan pengetahuan, pengalaman dan kebijaksanaan yang cukup dalam menyikapi pluralitas bangsa yang memang sangat tinggi. Untuk itulah sangat perlu dilakukan penelitian berkaitan dengan toleransi umat berbeda agama di kalangan mahasiswa. Selama ini belum diketahui benar, bagaimana sikap para mahasiswa terhadap pandangan keagamaanya ber-kaitan dengan toleransi kehidupan beragama.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah oeran mahasuswa dalam kerukunan antar umat beragama adalah :
1.    Apa definisi dari kerukunan?
2.    Apakah definisi dari kerukunan antar umat beragama?
3.    Bagaimana peran mahsiswa menjaga kerukunan hidup antar umat beragama?
4.    Apakah manfaat dari terciptannya kerukunan antar umat beragama?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan yang ingin dicapai dalam permasalahan di atas adalah :
1.    Mengetahui definisi dari kerukunan
2.    Mengetahui definisi kerukunan antar umat beragama
3.    Mengetahui peran mahasiswa dalam  menjaga kerukunan hidup antar umat beragama
4.    Mengetahui manfaat dari terciptannya kerukunan antar umat beragama 


BAB II
PEMBAHASAN 

A.   Definisi Kerukunan
Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan “damai”. Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan “bersepakat” untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran (Depdikbud, 1985:850) Bila pemaknaan tersebut dijadikan pegangan, maka “kerukunan” adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh masyarakat manusia
Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukun karena sebelumnya ada ketidak rukunan; serta kemampuan dan kemauan untuk hidup berdampingan dan bersama dengan damai serta tenteram. Langkah-langkah untuk mencapai kerukunan seperti itu, memerlukan proses waktu serta dialog, saling terbuka, menerima dan menghargai sesama, serta cinta-kasih. Kerukunan antarumat beragama bermakna rukun dan damainya dinamika kehidupan umat beragama dalam segala aspek kehidupan, seperti aspek ibadah, toleransi, dan kerja sama antarumat beragama.
Manusia dijadikan Tuhan sebagai makhluk social yang membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk social, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual.
B.    Kerukunan Antar Umat Beragama
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua golongan agama bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang baik haruslah hidup rukun dan damai. Karena itu kerukunan antar umat beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan bahwa kerukunan hidup antar umat beragama memberi ruang untuk mencampurkan unsur-unsur tertentu dari agama yang berbeda , sebab hal tersebut akan merusak nilai agama itu sendiri.
Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bisa diartikan dengan toleransi antar umat beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat harus bersikap lapang dada dan menerima perbedaan antar umat beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling menghormati satu sama lainnya misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya tidak saling mengganggu.
Kerukunan antar umat beragama sangat diperlukan dalam kehidupan sehari- hari.  Dengan adanya kerukunan antar umat beragama kehidupan akan damai dan hidup saling berdampingan. Perlu di ingat satu hal bahwa kerukunan antar umat beragama bukan berarti kita megikuti agama mereka bahkan menjalankan ajaran agama mereka.
Untuk itulah kerukunan hidup antar umat beragama harus kita jaga agar tidak terjadi konflik-konflik antar umat beragama. Terutama di dalam kehidupan mahasiswa Indonesia yang multikultural dalam hal agama, kita harus bisa hidup dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan negara.
C.   Peran Mahasiswa Dalam  Menjaga Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama
Agama adalah elemen yang fundamental dalam hidup dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kebebasan dalam beragama dan saling menghargai yang lain merupakan suatu keharusan dan sebuah pilihan. Ungkapan kebebasan dalam beragama memberikan arti yang luas, kebebasan beragama menjadikan seseorang mampu meniadakan diskriminasi untuk beragama dan untuk mempercayai kepercayaan yang diyakini.
Peran mahasiswa dalam memperkuat toleransi sangatlah penting dan semakin penting di masa sekarang ini dan di masa yang akan datang. Apa lagi untuk menghadapi era globalisasi selain mendatangkan banyak masalah bagi umat beragama, tentunya juga bakal tentu akan menghadirkan banyak tantangan untuk membangun perdamaian dunia yang berkelanjutan, ketegangan, konflik, dan kekerasan di antara umat manusia, tentunya juga sebagai tantangan generasi sekarang dan generasi yang akan datang terutama bagi para pelajar atau mahasiswa untuk membangun lingkungan masyarakat yang semakin kompleks untuk membangun hubungan beragama, bermasyarakat, dan bernegara yang lebih toleran.
Tugas utama seorang mahasiswa adalah selain aktif dalam civitas akademika dan melanjutkan pendidikan tingkat akademisi yang lebih tinggi mahasiswa juga barang tentu harus mengaktualisasikan ajaran-ajaran agama tentang toleransi dan perdamaian dalam kehidupan sehari-hari baik itu saat bergaul dengan posisi yang sebagai mahasiswa ataupun saat berkumpul di tengah keluarga. Toleransi merupakan sikap terbuka dalam menghadapi perbedaan. Di dalamnya terkandung sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan atau eksistensi yang ada dari masing-masing pihak. Keaneka ragaman tidak di posisikan sebagai ancaman, namu justru peluang untuk saling bersinergi secara positif.
Toleransi dapat dikatakan sebagai jalan keluar yang dicetus islam untuk menyikapi pluralisme, dan masih banyak lagi ayat-ayat dalam Al-qur’an dan hadist Nabi Muhammad Saw yang dapat dijadikan referensi dalam menikmati hidup bertoleransi. (P. Dr. Bortomeleus Bolong, OCD. Pdt. Dr. Frederik Y. A. Doeka:2013)
Seperti yang disampaikan oleh Br. Angel Nadut, SVD beliau adalah Dosen FKIP UNWIRA-Kupang. Penjelasan tentang “Kasihilah Tuhanmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Lukas 10:27)”
Kasih dan kerukunan dalam kemajemukan sebagai umat beragama dan warga bangsa harus tercermin pada tindakan atau perbuatan nyata yang menunjukkan adanya saling menolong, mengasihi, menghargai, menghormati, termasuk di dalamnya menghormati agama dan iman orang lain.
Tentu dengan demikian setiap mahasiswa harus mampu mengelola perbedaan dalam kehidupan sehari-hari, lalu bagaimana mengelola perbedaan dalam kehidupan sehari-hari? “perbedaan adalah sesuatu yang harus di hargai, karena dengan menyadari akan perbedaan-perbedaan yang ada, kita akan mampu membangun kebersamaan yang berlandaskan kasih. (P. Dr. Bortomeleus Bolong, OCD. Pdt. Dr. Frederik Y. A. Doeka:2013)
Hidup rukun menjadi dambaan umat manusia sepanjang masa karena kerukunan menghasilkan kebahagiaan, kita harus belajar dan mengajarkan untuk hidup rukun dengan sesama. Seperti yang disampaikan P. Krist Jawa, CMF “Pintu berkat Tuhan terbuka ketika kita semua yang mencari hidup dalam kerukunan dengan saling menghormati satu sama lain.
D.   Manfaat Kerukunan Antar Umat Beragama
Banyak manfaat yang bisa didapatkan dari toleransi antar umat beragama, di mana ini merupakan salah satu hal yang berperan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Akan tetapi dalam melakukannya harus dengan sewajarnya dan tidak boleh berlebih-lebihan, karena hal itu dapat mengganggu kepentingan maupun hak orang lain, dapat menyinggung perasaan orang lain, dan justru dapat merugikan diri kita sendiri, seperti ibadah maupun pekerjaan kita.
Adapun manfaat yang bisa didapatkan dari toleransi antar umat beragama di antaranya adalah :
a)    Terciptanya suasana yang damai dalam bermasyarakat.
b)    Toleransi antar umat Beragama meningkat.
c)    Menciptakan rasa aman bagi agama – agama minoritas dalam melaksanakan ibadahnya masing masing.
d)    Meminimalisir konflik yang terjadi yang mengatasnamakan Agama.




BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pentingnya peran mahasiswa dalam menjaga kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan Negara. Cara juga peran mahasiswa untuk menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama adalah dengan mengadakan dialog antar umat beragama yang di dalamnya membahas tentang hubungan antar sesama umat beragama. Selain itu ada beberapa cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama antara lain:
a)    Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama lain
b)    Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan tetapi salahkan orangnya.
c)    Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan mengganggu umat lain yang sedang beribadah.
d)    Hindari diskriminasi terhadap agama lain.
B.  Saran
Saran yang dapat diberikan untuk masyarakat di Indonesia supaya menanamkan sejak dini pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama agar terciptanya hidup rukun antar sesama sehingga masyarakat merasa aman, nyaman dan sejahtera.