BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan anugerah Tuhan yang
diberikan kepada setiap sepasang manusia di setiap keluarga. Sehingga anak
harus mendapatkan hak dan kewajiban dari orang tuanya. Satu dari antara hak dan
kewajiban anak yaitu, beroleh pendidikan.
Menurut Wahjosumidjo, pendidikan
adalah proses kehidupan yang harus dilalui setiap anak untuk mendapatkan ilmu
juga faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat
berperan dalam membentuk sifat baik atau buruknya karakter anak untuk ukuran
normatif.
Di Indonesia, pemerintah sangat serius
untuk menangani bidang pendidikan. Sebab dengan sistem pendidikan yang baik
diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu
menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pendidikan yang dapat mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan
zaman yang sedang berkembang. Pendidikan harus berwawasan masa depan yang
memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak asasi manusia untuk mengembangkan
seluruh potensi dan prestasinya secara optimal untuk kesejahteraan hidup di
masa depan.
Pendidikan dapat diperoleh secara
formal (sekolah) maupun non formal (lembaga kursus). Persamaan dari antara
keduanya yaitu, diajar oleh guru. Guru adalah satu dari antara unsur manusia
dalam proses pendidikan. Guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan
pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke
dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan
membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan
mandiri.
Pendidikan di zaman sekarang ini,
sangatlah beragam. Anak bisa memilih secara bebas sesuai keinginan, minat, dan
bakatnya. Jika anak menyukai di bidang akademik, seperti pelajaran Matematika,
Bahasa Indonesia, IPA, dan lain sebagainya dapt ditempuh di sekolah. Namun jika
anak senang dibidang non akademik, seperti kegiatan olahraga, musik, tari, dan
lain-lain bisa dilaksanakan di lembaga-lembaga kursus yang menyediakan kegiatan
tersebut.
Masa usia dini merupakan periode emas
(golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode
ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai
macam fakta di lingkungannya sebagai stimulans terhadap perkembangan
kepribadian, psikomotor, kognitif maupun sosialnya. Untuk itu pendidikan untuk
usia dini dalam bentuk pemberian rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari
lingkungan terdekat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.
Dengan
memberikan pendidikan kepada anak sejak usia dini dapat memperoleh keunggulan,
seperti : untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang
tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki
kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi
kehidupan di masa dewasa. Dan untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan
belajar (akademik) di sekolah.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini “Pendidikan
Mencerdaskan Anak Bangsa” dan latar belakang, masalah-masalah yang dibahas
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Seberapa
pentingkah pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa?
2.
Bagaimana
cara meningkatkan mutu pendidikan bagi anak bangsa?
3.
Mengapa
harus melalui pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan yang ingin dicapai dalam
permasalahan di atas adalah :
1.
Untuk
mengetahui pentingnya pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa.
2.
Untuk
mampu meningkatkan mutu pendidikan bagi anak bangsa.
3.
Untuk
mengetahui bahwa pentingnya pendidikan dalam mencerdaskan anak bangsa.
BAB II
ISI
A. Kajian Teori
1.
Pengertian Pendidikan
Manusia mulai sejak lahir ke dunia
telah memperoleh pendidikan sampai ia masuk ke bangku sekolah. Kata pendidikan
pun sudah tak asing lagi di telinga, karena semua manusia yang hidup tentu
memerlukan pendidikan, supaya arah hidupnya terwujud serta bisa melenyapkan
kebodohan.
Pendidikan adalah sebagai usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis
untuk mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan lebih baik. Secara
sederhana, Pengertian pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik untuk
dapat mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis dalam berpikir sebagai usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan serta proses
mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu.
Menurut KBBI kata pendidikan datang
dari kata “didik” dengan memperoleh imbuhan “pe” serta akhiran “an”, yang
artinya langkah, sistem atau perbuatan mendidik.
Prof. H. Mahmud Yunus mengatakan
pendidikan adalah satu usaha yang dengan sengaja diambil untuk mempengaruhi
sertamenunjang anak yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan ilmu dan
pengetahuan, jasmani serta akhlak hingga perlahan-lahan dapat mengantarkan anak
pada tujuan juga cita-citanya yang tertinggi. Supaya mendapatkan kehidupan yang
bahagia serta apa yang dikejakannya bisa berguna untuk dirinya, masyarakat,
bangsa, negara serta agamanya.
2. Manfaat Pendidikan
Pada dasarnya, pendidikan sangat
penting untuk dilakukan. Manfaat pendidikan dapat memberikan banyak kegunaan di
anataranya sebagai berikut :
1. Memberikan Informasi dan
Pemahaman
Manfaat
pendidikan pertama adalah untuk meningkatkan serta memberikan informasi serta
pemahaman terhadap ilmu pengetahuan secara menyeluruh kepada setiap anggota
didik. Hal ini merupakan salah satu hal yang paling penting dan merupakan
tujuan serta manfaat utama dari pendidikan. Dengan adanya pendidikan, maka
setiap peserta didik akan dibantu dalam memahami dan mengenal berbagai macam
ilmu pengetahuan yang terus berkembang.
2. Menciptakan Generasi Penerus
Bangsa
Manfaat
pendidikan yang kedua adalah mamp untuk menciptakan generasi penerus
bangsa yang expert atau ahli dalam berbagai bidang. Hal ini berhubungan dengan
tersedianya berbagai macam jenjang pendidikan dan juga penjurusan yang ada,
sehingga dapat membantu melahirkan banyak sekali generasi muda yang berguna
bagi banyak orang sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari.
3. Memperdalam Suatu Ilmu Pengetahuan
Selain dapat
membantu menciptakan generasi bangsa yang baik dan cerdas, pendidikan juga dapat
bermanfaat bagi seseorang yang sedang ingin memperdalam suatu disiplin ilmu
tertentu. Biasanya manfaat ini akan sanga terasa bagi mereka yang mengabdikan
dirinya menjadi peneliti dari suatu disiplin ilmu, dan bertekad mengembangkan
ilmu pengetahuan tersebut.
4. Mencapai Aktualisasi Diri
Aktualisasi
diri merupakan tingkatan tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia, dimana dalam
aktualisasi diri, seseorang sudah memilki banyak sekali pengalaman-pengalaman
dan juga sudah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya. Dengan pendidikan, maka
tingkatan aktualisasi diri ini akan tercapai pada diri individu.
5. Mengajarkan Fungsi Sosial Dalam
Masyarakat
Tidak hanya
mengajarkan pemahaman mengenai suatu disiplin ilmu tertentu, pendidikan jga
mengajarkan mengenai interaksi sosial dalam masyarakat. Hal ini tentu saja akan
membantu seseorang memahami fungsi-fungsi sosial yan gharus diterapkan di dalam
masyarakat untuk menjadi individu yang berguna bagi bangsa dan Negara.
6. Membentuk Karakter Bangsa
Manfaat
pendidikan selanjutnya adalah untuk membentuk karakter bangsa yang bermartabat
dan juga bermoral. Sejalan dengan tujuannya, pendidikan juga harus bermanfaat
untuk meningkatkan dan juga membentuk karakter dari bangsa yang bermartabat dan
juga bermoral baik. Hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap
kemajuan dari Negara kita.
7. Membentuk Kepribadian Seseorang
Manfaat
penting lainnya dari pendidikan adalah mampu untuk membentuk kepribadian
seseorang. Beberapa kepribadian yang terbentuk di dalam diri seseorang memang
sangat dipengaruhi oleh kualitas dan juga tingkatan pendidikan yang sudah
pernah ditempuh oleh individu.
8. Mencerdaskan Anak-anak Bangsa
Manfaat
berikutnya, pendidikan sangat penting untk mencerdaskan berbagai anak-anak
bangsa, terutama mereka yang sedang mengenyam pendidikan dasar, harus melalui
proses pendidikan dengan baik dan benar, agar terbentuk generasi bangsa yang
cerdas.
9. Menciptakan Anak-anak Bangsa yang
Cerdas
Manfaat
pendidikan yang terakhir adalah untuk menciptakan anak-anak bangsa menjadi anak
yang cerdas, tidak mudah untuk dipengaruhi, serta memiliki nilai-nilai moral
dan integritas yang tinggi, sehingga dapat memajukan dan turut serta dalam
membantu pembangunan Negara.
B. Pembahasan
1.
Pendidikan Untuk Kecerdasan Anak Bangsa
Seorang anak yang baru lahir, ia masih
berada dalam keadaan lemah, naluri dan fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya
belum berkembang dengan sempurna. Namun secara pasti berangsur-angsur anak akan
terus belajar dengan lingkungannya yang baru dan dengan alat inderanya, baik
itu melalui pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan mapun pengecapan.
Anak berkemungkinan besar untuk berkembang dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosialnya. Bahkan anak bisa meningkat pada taraf perkembangan
tertinggi pada usia kedewasaannya sehingga ia mampu tampil sebagai pionir dalam
mengendalikan alam sekitar. Hal ini karena anak memiliki potensi yang telah ada
dalam dirinya.
Hal yang dibutuhkan anak agar tumbuh
menjadi anak yang cerdas adalah adanya upaya-upaya pendidikan seperti
terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi anak untuk belajar,
dan bimbingan serta arahan ke arah perkembangan yang optimal. Dengan begitu
menumbuhkan kecerdasan anak yaitu mengaktualisasikan potensi yang ada dalam
diri anak. Sebab jika potensi kecerdasannya tidak dibimbing dan diarahkan
dengan rangsangan-rangsangan intelektual, maka walaupun dia memiliki bakat
jenius tidak akan ada artinya sama
sekali. Sebaliknya jika seorang anak yang memiliki kecerdasan rata-rata atau
normal bila didukung lingkungan yang kondusif maka ia akan dapat tumbuh menjadi
anak yang cerdas di atas rata-rata atau superior. Hal ini berarti lingkungan
memegang peranan penting bagi pendidikan anak selain bakat yang telah dimiliki
oleh anak itu sendiri.
Anak-anak seharusnya dikondisikan
dalam suasana belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan lewat berbagai
permainan. Dengan demikian, kebutuhannya akan rasa aman dan nyaman tetap
terpenuhi. Kalaupun kepada siswa SD kelas awal ingin diajarkan konsep
berhitung, contohnya, pilihlah sarana pembelajaran melalui nyanyian atau cara
lain yang mudah dipahami dan menyenangkan.
Hanya saja, meski sama-sama melalui
cara yang menyenangkan, tujuan pendidikan anak usia prasekolah berbeda dari
pendidikan anak usia sekolah dasar awal. Kalau pendidikan bagi anak usia
prasekolah bertujuan mengoptimalkan tumbuh kembang anak, maka konsep pendidikan
di awal sekolah dasar bertujuan mengarahkan anak agar dapat mengikuti
tahapan-tahapan pendidikan sesuai jenjangnya. Selain tentu saja untuk mengembangkan
berbagai kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan guna mengoptimalkan
kecerdasannya.
2.
Peranan Keluarga Dalam Mencerdaskan Anak Bangsa
Keluarga adalah institusi pertama yang
melakukan pendidikan dan pembinaan terhadap anak (generasi). Di sanalah pertama
kali dasar-dasar kepribadian anak dibangun. Anak dibimbing bagaimana ia
mengenal Penciptanya agar kelak ia hanya mengabdi kepada Sang Pencipta Tuhan
Yang Maha Esa. Demikian pula dengan pengajaran perilaku dan budi pekerti anak
yang didapatkan dari sikap keseharian orangtua ketika bergaul dengan mereka.
Bagaimana ia diajarkan untuk memilih kalimat-kalimat yang baik, sikap sopan
santun, kasih sayang terhadap saudara dan orang lain. Mereka diajarkan untuk
memilih cara yang benar ketika memenuhi kebutuhan hidup dan memilih barang
halal yang akan mereka gunakan. Kesimpulannya, potensi dasar untuk membentuk
generasi berkualitas dipersiapkan oleh keluarga.
Keluarga dalam hal ini adalah aktor
yang sangat menentukan terhadap masa depan perkembangan anak. Dari pihak
keluarga perkembangan pendidikan sudah dimulai semenjak masih dalam kandungan.
Anak yang belum lahir sebenarnya sudah bisa menangkap dan merespons apa-apa
yang dikerjakan oleh orang tuanya, terutama kaum ibu. Tidak heran kemudian
apabila anak yang dibesarkan dalam situasi dan kondisi yang kurang membaik
semasa masih dalam kandungan berpengaruh terhadap kecerdasan anak ketika lahir.
Dengan demikian, pihak keluarga sejatinya banyak mengetahui
perkembangan-perkembangan anak. Pada saat anak masih dalam kandungan, pihak
orang tua harus lebih memperbanyak perkataan, perbuatan, dan tindakan-tindakan
yang lebih edukatif.
Ketika anak itu sudah lahir, maka
tantangan terberat adalah bagaimana orang tua dapat mengasihi dan menyayangi
anak sesuai dengan dunianya. Poin yang kedua ini ketika anak-anak (usia bayi
hingga dua tahun) mempunyai tahap perkembangan yang cukup potensial. Anak-anak
mempunyai imajinasi dengan dunianya yang bisa membuahkan kreativitas dan
produktivitas pada masa depannya. Tapi, pada fase-fase tertentu banyak orang
tua tidak memberikan kebebasan untuk berekspresi, bermain, dan bertingkah laku
sesuai dengan imajinasinya. Banyak orang tua yang terjebak pada pembuatan
peraturan yang ketat. Ini memang tujuannya untuk kebaikan anak.
Pengekangan dan pengarahan menurut
orang tua tidak baik untuk memompa kecerdasan dan kreativitas anak. Bahkan,
malah berakibat sebaliknya, yakni anak-anak akan kehilangan dunianya sehingga
daya kreativitas anak dipasung dan dipaksa masuk dalam dunia orang tua. Paradigma
semacam inilah yang sejatinya diubah oleh pihak orang tua dalam proses
pendidikan anak usia dini.
Menarik salah satu pernyataan seorang
pujangga Lebanon, Kahlil Gibran (1883). "Anak kita bukanlah kita, pun
bukan orang lain. Ia adalah ia. Dan hidup di zaman yang berbeda dengan kita.
Karena itu, memerlukan sesuatu yang lain dengan yang kita butuhkan. Kita hanya
boleh memberi rambu-rambu penentu jalan dan menemaninya ikut menyeberangi
jalan. Kita bisa memberikan kasih sayang, tapi bukan pendirian. Dan sungguh pun
mereka bersamamu, tapi bukan milikmu.
Pernyataan tersebut cukup tepat untuk
mewakili siapa sebenarnya anak-anak kita dan bagaimana seharusnya kita berbuat
yang terbaik untuknya. Untuk itu pernyataan di atas sejatinya dijadikan
referensi dalam memandang anak-anak oleh keluarga, terutama orang tua, yang
ingin menjadikan anaknya berkembang secara kreatif, dinamis, dan produktif.
Keluarga yang selama ini masih
cenderung kaku dalam mendidik anaknya pada masa kecil sejatinya diubah pada
pola yang lebih bebas. Anak adalah dunia bermain. Dunia anak adalah dunia di
mana keliaran imajinasi terus mengalir deras. Anak sudah mempunyai dunianya
tersendiri yang beda dengan orang dewasa. Hanya dengan kebebasan bukan
pengerangkengan anak-anak akan bisa memfungsikan keliaran dan kreativitasnya
secara lebih produktif. Hanya dengan dunianya anak-anak akan mampu
mengaktualisasikan segenap potensi yang ada dalam dirinya.
Oleh karena begitu besarnya peranan
orang tua dalam perkembangan anak maka orang tua dituntut untuk dapat memahami
pola-pola perkembangan anak sehingga mereka dapat mengarahkan anak sesuai
dengan masa perkembangan anak tersebut. Selanjutnya orangtua berkewajiban untuk
menciptakan situasi dan kondisi yang memadai untuk menunjang perkembangan
anak-anaknya. Dengan tercapainya perkembangan anak kearah yang sempurna maka
akan terciptanya keluarga yang sejahtera.
3.
Pendidikan Bagi Anak Bangsa Di Indonesia
Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun
1992 tentang pendidikan pra-sekolah, pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa “bentuk
satuan pendidikan pra-sekolah meliputi Taman Kanak-kanak, Kelompok Bermain dan
Penitipan Anak serta bentuk lain yang diterapkan oleh Menteri.
Kelompok bermain merupakan pendidikan
dini bagi anak-anak usia pra-sekolah (3-6 tahun) merupakan hal yang penting,
karena pada usia ini merupakan masa membentuk dasar-dasar kepribadian manusia,
kemampuan berfikir, kecerdasan, keterampilan serta kemandirian maupun kemampuan
bersosialisasi. Pada dasarnya dunia anak adalah dunia fundamental dari perkembangan
manusia menuju manusia dewasa yang sempurna. Disadari bahwa generasi merupakan
generasi penerus yang perlu dibina sejak dini, karenanya pembinaan sejak dini
merupakan tanggung jawab keluarga dan masyarakat. Pembinaan anak usia
pra-sekolah terutama peranan keluarga sangat menentukan.
Menurut Peraturan Pemerintah No 27
tahun 1990 tentang pendidikan pra-sekolah, Kelompok Bermain adalah salah satu
bentuk usaha kesejahteraan anak dengan mengutamakan kegiatan bermain, yang juga
menyelenggarakan pendidikan pra-sekolah bagi anak usia 3 tahun sampai memasuki
pendidikan dasar.
Selama tahun pra-sekolah, taman
kanak-kanak, pusat penitipan anak-anak dan kelompok bermain semuanya menekankan
permainan yang memakai mainan. Akibatnya baik sendiri atau berkelompok mainan
merupakan unsur yang penting dari aktivitas bermain anak. Bermain dengan
teman-teman sebayanya, anak dirangsang dalam kemampuan mental seperti
kecerdasan, kreativitas, kemampuan sosial yang sangat bermanfaat pada masa kini
dan masa yang akan datang. Kegiatan bermain memiliki arti positif terhadap
perkembangan sosial anak. Seperti yang dikemukakan oleh Zulkifli bahwa dengan
berman mereka lebih banyak mengenal benda-benda yang berguna bagi perkembangan
sosialnya. Hal ini dapat terlihat dengan mengenal benda seperti mobil dapat
mengembangkan rasa sosial anak di mana benda tersebut dapat membantu orang lain
pergi ke suatu tempat tertentu. Secara lebih jauh dapat dilihat dengan adanya
perkembangan teknologi menunjukkan makin menariknya teknis dan permainan elektronik
bagi anak yang ditunjang oleh situasi dan kondisi dimana anak-anak sulit
mendapat teman sebaya untuk bersosialisasi sehingga anak dapat menonton atau
bermain sendiri tanpa memerlukan orang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seorang anak yang baru lahir, ia masih
berada dalam keadaan lemah, naluri dan fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya
belum berkembang dengan sempurna. Hal yang dibutuhkan anak agar tumbuh menjadi
anak yang cerdas adalah adanya upaya-upaya pendidikan seperti terciptanya
lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi anak untuk belajar, dan bimbingan
serta arahan ke arah perkembangan yang optimal. Dengan begitu menumbuhkan
kecerdasan anak yaitu mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri anak
sehingga dapat berguna bagi keluarga dan Bangsa Indonesia.
B. Saran
Pentingnya pendidikan untuk anak
bangsa di Indonesia masa kini sesungguhnya sangat kompleks. Hal ini tentu saja
menyarankan bahwa pemecahan terhadap pentingnya pendidikan untuk anak bangsa
tidak bisa dilakukan secara parsial; yang merupakan pendekatan terpadu. Bagaimanapun,juga
kita harus hadapi dengan penuh tanggung jawab. Sebab, jika kita gagal menemukan
solusinya maka kita tidak bisa berharap pendidikan nasional akan mampu bersaing
secara terhormat di era globalisasi dewasa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar